Legenda Tombak Dewa (I)

Legenda Tombak Dewa (I)
Legenda Tombak Dewa (I)NameLegenda Tombak Dewa (I)
Type (Ingame)Item Quest
FamilyBook, Legenda Tombak Dewa
RarityRaritystrRaritystrRaritystrRaritystr
DescriptionPada zaman dahulu ketika Axis Mundi tidak terhalang, terdapat sembilan alam yang masing-masing memiliki dunia sendiri. Dunia manusia dikenal sebagai Zhongzhou, sedangkan para Dewa tinggal di Shenxiao.
Di akhir bencana terakhir, terjadi perang besar antara para Dewa. Raja Dewa pun jatuh, membakar sembilan alam dan melenyapkan semua makhluk hidup. Alam sekarang telah dilahirkan kembali, kehidupan pun tumbuh subur, tetapi lorong antara sembilan alam Axis Mundi telah tertutup.
Sebuah novel grafis terbaru tentang perjalanan epik untuk mencari Raja Dewa Halberd dimulai!

Table of Content
Item Story
Obtained From
Gallery

Item Story

- Di Sisi Para Dewa -
"Aku adalah Jenderal Weiyang yang Agung dan Hebat, utusan istana kekaisaran dalam misi kerajaan! Aku menuntut kamu mundur sekarang juga!"
"Jenderal? Jadi Jenderal yang Agung dan Hebat sekarang adalah seorang militer? Aku pikir hanya seorang pegawai sipil biasa." Mir menjawab tanpa ragu.
Wajah Weiyang berubah merah. "Oh?! Seorang pecundang dari perbatasan ingin mengajariku tentang masalah pengadilan!?"
"Apakah pengadilan mengubah sistem resmi mereka dalam beberapa tahun terakhir?"
Dua orang yang membawa pedang besar di pesta Weiyang tertawa terbahak-bahak, "Haha! Jadi ini akhir dari perjalanan ke ibu kota...Gerobak yang berhasil melewati ribuan mil pos pemeriksaan, ternyata harus mendapatkan hambatan seperti ini di sebuah penginapan kecil!"
Qin si pelayan menatap tajam Weiyang yang berpipi merah, sebelum kemudian mengatakan sambil menunjuk, "Kamu perempuan! Kamu petugas perempuan yang menyamar menjadi laki-laki!"
"Pengamatan yang bagus." sebuah balasan dari salah seorang ahli bela diri. "Dia adalah Sekretaris. Kami berdua adalah petugas militer. Satu pelindung istana, satunya adalah pengawal, keduanya ahli di bidang tombak dan pedang. Kami melayani kantor Menteri Agung Kekaisaran pada posisi kedua, dan kami di sini di bawah perintah untuk mengambil kembali Pedang Ominous."
"Walaupun bagian mengenai Jenderal yang Agung dan...Hebat, haha... walaupun itu hanya karangan, sedikit mengenai petugas pengadilan...eh, bisnis, bukanlah karangan," ahli bela diri lain ikut menambahkan.

Pedang Ominous adalah sesuatu yang pernah Mir dengar sebelumnya. Dikisahkan bahwa sebuah meteorit besi jatuh dari langit lima atau enam tahun lalu, namun dianggap sebagai harta karun alam milik kerajaan. Namun demikian, sebuah pembuat pedang bernama Feng mengambilnya dan diam-diam membuat sembilan pedang. Dikatakan bahwa pedang-pedang Ominous telah dikutuk oleh meteor dan dapat mengikis akal budi seseorang. Lambat laun, kisah ini membuat dunia bela diri gempar.

"Ternyata begitu" Mir berkata seraya menutup pintu toilet.
"Begitu bagaimana, cepat keluar dari toilet sekarang!" Samarannya terungkap, Weiyang tidak lagi berusaha untuk sabar dan berbicara dengan suaranya yang biasa. Dia terdengar lebih menawan daripada yang orang pikirkan.
"Petugas Weiyang adalah wanita bermartabat di pengadilan. Tidak seperti kami, yang menetap di alam liar. Ayo, cepatlah keluar!"

Mir mencuci tangannya dan keluar dari toilet, duduk di meja dengan dua orang ahli bela diri.
"Tidak di setiap perbatasan kota kita bisa bertemu dengan seseorang yang sangat familier dengan masalah peradilan." Seseorang yang sepertinya adalah pengawal istana melihat Mir, "Boleh aku tahu dari mana asalmu?"
"Ayahku, Mi Tingren, adalah Menteri Perjamuan Kekaisaran. Dia dijebak karena penggelapan dana yang dimaksudkan untuk masakan kekaisaran. Dia kemudian mengundurkan diri dari jabatannya dan kembali ke rumah." Mir berhenti untuk menggaruk dagunya sebelum melanjutkan, "Ayahku berubah sejak saat itu. Aku masih berniat untuk kembali ke pengadilan suatu hari nanti dan membersihkan nama keluarga Mi."

Obtained From

Shop

Name
Jifang Shop
items per Page
PrevNext

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TopButton