Naskah “Mushounin”

IconNameRarityFamily
Naskah
Naskah "Mushounin"1
Rarstr
Non-Codex Series, Naskah "Mushounin"
Naskah
Naskah "Mushounin"1
Rarstr
Naskah "Mushounin", Non-Codex Series
Naskah
Naskah "Mushounin"1
Rarstr
Naskah "Mushounin", Non-Codex Series
items per Page
PrevNext
Table of Content
Naskah "Mushounin"
Naskah "Mushounin"
Naskah "Mushounin"

Naskah "Mushounin"

Naskah
Naskah NameNaskah "Mushounin"
Type (Ingame)Item Quest
FamilyNon-Codex Series, Naskah "Mushounin"
RarityRaritystr
DescriptionNaskah film baru Xavier yang ditulisnya dalam waktu semalam saja. Naskah ini jauh lebih tebal daripada naskah film terakhir. Naskah yang kamu pegang ini hanyalah naskah adegan pertama saja.
Jika seseorang sudah memiliki tujuan, dia akan menyemburkan api tekad yang menakutkan.
Babak Satu
Karakter yang Tampil: Kurotani Seishimaru ({NICKNAME}), Wakayama Keisuke (Sasano), Yano Machiko (Koharu)
Adegan dalam ruangan di restoran yang sering dikunjungi Seishimaru dan Keisuke

Wakayama Keisuke: Seishimaru, sudah lama kita tak bertemu.
Wakayama Keisuke: Aku dengar sekarang kamu yang menangani semua urusan Klan Kurotani.
Wakayama Keisuke: Sepertinya masalah di kediaman itu sudah terselesaikan.
Wakayama Keisuke: Tuan dan Nyonya Kurotani sudah meninggal.
Wakayama Keisuke: Sejak kepergian mereka, {M#anak laki-laki tertuanya}{F#anak perempuan tertuanya} mengemban tanggung jawab ini dan terus melayani masyarakat.
Wakayama Keisuke: Tuan dan Nyonya juga pasti tenang setelah mengetahui hal ini.
Kurotani Seishimaru: Dendam belum terbalaskan, tapi kamu bilang masalah sudah terselesaikan?
Wakayama Keisuke: Ka-mu ingin membalas dendam?
Wakayama Keisuke: Kita sudah bukan anak kecil lagi! Kenapa emosimu masih saja mudah bergejolak seperti anak-anak?
Wakayama Keisuke: *huff* Dengan kemampuan Tuan Kurotani, seharusnya penyelidikan gagal ini tidak akan mungkin terjadi.
Wakayama Keisuke: Tapi dia sendiri yang mengatakan kalau dia bersedia dihukum.
Wakayama Keisuke: Hukuman dari para petinggi memang berat ....
Wakayama Keisuke: Tapi Tuan Kurotani sendirilah yang memintanya. Aku takut masih ada sangkut paut yang belum selesai di dalamnya.
Wakayama Keisuke: Klan Kurotani dan Wakayama sangatlah terhormat.
Wakayama Keisuke: Dengan menyandangnya, berarti kamu otomatis adalah samurai yang bersedia melayani rakyat dengan tulus, berbeda dengan pengembara Ronin Nobushi itu.
Wakayama Keisuke: Sebesar apa pun amarahmu, kamu harus tahan sekarang. Kamu sama sekali tidak boleh balas dendam.
Kurotani Seishimaru: Yang aneh di antaranya adalah bawahan-bawahan para petinggi itu!
Kurotani Seishimaru: Mereka seperti lupa daratan setelah ayahku meninggal.
Wakayama Keisuke: Kamu pasti sudah dibutakan oleh amarahmu, kamu jadi menyalahkan orang lain yang tidak berhubungan. Tenang sedikit!
Seishimaru melihat ke luar pintu.
Kurotani Seishimaru: Siapa yang menguping di luar? Masuk.
Wakayama Keisuke: Siapa kamu? Siapa yang memerintahkanmu untuk menguping?
Machiko menunjukkan dirinya.
Yano Machiko: Maaf, saya cuma penjual teh. Na-nama saya Machiko.
Yano Machiko: Aku tidak bermaksud menguping.
Yano Machiko: Seishimaru menyelamatkan saya kemarin, tapi dia tidak meminta imbalan beras atau uang.
Yano Machiko: Saya tidak bermaksud menyinggung, tapi saya cuma ingin membalas kebaikan beliau, setelah ini saya akan lanjut menjual teh.
Keisuke menatap Seishimaru, Seishimaru menganggukkan kepalanya.
Wakayama Keisuke: Kamu ... Sudahlah. Cuma gadis penjual teh saja, bisa dimaklumi kalau kamu tidak paham tata krama yang berlaku.
Wakayama Keisuke: Tetap saja, panggil dia "Master Kurotani" mulai dari sekarang.
Wakayama Keisuke: Kurasa ini hal baik, kebetulan sekarang Klan Kurotani sedang butuh orang.
Wakayama Keisuke: Bagaimana kalau kamu berhenti jualan teh dan mengikuti Master Kurotani?
Yano Machiko: Saya tidak mau panggil dia Master Kurotani, saya rasa Seishimaru lebih enak didengar.
Yano Machiko: Asal saya bisa makan kenyang ... hehe. Tentu saja, saya akan ikut Seishimaru.
Wakayama Keisuke: ... Terserah kalian lah. Seishimaru, setelah Tuan Kurotani meninggalkan kita ....
Wakayama Keisuke: Sekarang kamu yang memimpin generasi ini. Ingat, jangan bertindak konyol.
Wakayama Keisuke: Kalau kamu biarkan emosi menguasaimu ... *huff* Pokoknya, yang terpenting nama keluargamu harus terus dilanjutkan dan tidak boleh terputus.
Seishimaru Kurotani: Lagi pula, bukan orang tua yang mengadopsimu yang meninggal.
Wakayama Keisuke: Dasar kepala batu! Kenapa masih saja masuk telinga kanan, keluar telinga kiri?
Wakayama Keisuke: Coba jawab pertanyaanku, apa kamu benar-benar ingin menelantarkan keluargamu dan pergi melawan bawahan-bawahan para petinggi itu?
Wakayama Keisuke: Mempermalukan tuan dan membawa petaka bagi keluarga?
Seishimaru terdiam.
Wakayama Keisuke: Bagus, bagus sekali. Sepertinya kalau kemarahanmu tidak reda, semua orang tidak akan bisa hidup tenang.
Wakayama Keisuke: Kalau memang semua nasihatku tidak ada gunanya bagimu, biar aku jujur saja kepadamu:
Wakayama Keisuke: Aku, Wakayama Keisuke, sudah jadi kepala Klan Wakayama sejak ayahku meninggal.
Wakayama Keisuke: Dan algojo yang mengeksekusi kematian Tuan Kurotani itu adalah ayahku.
Wakayama Keisuke: Aku tahu jelas kalau ayahku telah mencemari nama baik keluargamu, hubungan kita berdua juga sangat erat ....
Wakayama Keisuke: Meski tindakan eksekusi itu dilakukan atas tuntutan pekerjaan, tapi sebagai temanku, aku ingin menjaga keluarga kalian sebisaku ....
Wakayama Keisuke: Kalau kamu masih bertekad untuk membalaskan dendam, ayahku sudah meninggal.
Wakayama Keisuke: Sebagai seorang anak, sudah seharusnya aku menanggung dosa ayahku. Balaskanlah dendammu kepadaku, apa kamu berani?
Wakayama Keisuke: Kenapa? Kamu ragu karena persahabatan di antara kita?
Wakayama Keisuke: Hanya sebatas itu saja tekadmu? Kamu bahkan belum siap mengakhiri pertemanan di antara kita!
Kurotani Seishimaru: Aku bukan anak kandung juga kok, jadi marga ini tidak punya makna apa pun bagiku.
Kurotani Seishimaru: Terlebih lagi, apa marga "Kurotani" ini lebih penting dari nyawa orang tuaku?
Kurotani Seishimaru: Kalau begitu, jadilah saksi atas kesadaranku, ambil pedangmu!
Kurotani Seishimaru: Oh ya, taruh Temari itu di atas meja.
Seishimaru memejamkan matanya.
Kurotani Seishimaru: Aku akan menutup mataku sampai kamu selesai meletakkannya. Kalau sudah, aku akan menunjuk dengan jariku.
Kurotani Seishimaru: Kalau yang kutunjuk itu pedangmu, kita akan bertanding. Kalau yang kutunjuk itu Temari, maka persahabatan kita berakhir di sini.
Kurotani Seishimaru: Mari kita serahkan semuanya kepada takdir.
Wakayama Keisuke: Hmph, baiklah.
Pedang ada di sebelah kiri Seishimaru dan Temari ada di sebelah kanannya. Seishimaru memejamkan matanya dan menunjuk ke sebelah kiri, dia lalu membuka matanya.
Kurotani Seishimaru: Sepertinya sudah ditakdirkan kalau aku akan menghabiskan kehidupanku kali ini untuk balas dendam kepadamu, tekadku akan kupertahankan sampai mati.
Wakayama Keisuke: Karena kamu sudah bertekad, aku juga akan menghadapinya layaknya pria sejati.
Wakayama Keisuke: Semua kata-kata yang terucap dari mulutku pasti akan kulaksanakan sampai akhir. Akan kutunggu kedatanganmu.
Wakayama Keisuke meninggalkan tempat itu.

Naskah "Mushounin"

Naskah
Naskah NameNaskah "Mushounin"
Type (Ingame)Item Quest
FamilyNaskah "Mushounin", Non-Codex Series
RarityRaritystr
DescriptionNaskah film baru Xavier yang ditulisnya dalam waktu semalam saja. Naskah ini jauh lebih tebal daripada naskah film terakhir. Naskah yang kamu pegang ini hanyalah naskah adegan pertama dan saja.
Jika seseorang sudah memiliki tujuan, dia akan menyemburkan api tekad yang menakutkan.
Babak Satu
Karakter yang Tampil: Kurotani Seishimaru ({NICKNAME}), Wakayama Keisuke (Sasano), Yano Machiko (Koharu)
Adegan dalam ruangan di restoran yang sering dikunjungi Seishimaru dan Keisuke

Wakayama Keisuke: Seishimaru, sudah lama kita tak bertemu.
Wakayama Keisuke: Aku dengar sekarang kamu yang menangani semua urusan Klan Kurotani.
Wakayama Keisuke: Sepertinya masalah di kediaman itu sudah terselesaikan.
Wakayama Keisuke: Tuan dan Nyonya Kurotani sudah meninggal.
Wakayama Keisuke: Sejak kepergian mereka, {M#anak laki-laki tertuanya}{F#anak perempuan tertuanya} mengemban tanggung jawab ini dan terus melayani masyarakat.
Wakayama Keisuke: Tuan dan Nyonya juga pasti tenang setelah mengetahui hal ini.
Kurotani Seishimaru: Dendam belum terbalaskan, tapi kamu bilang masalah sudah terselesaikan?
Wakayama Keisuke: Ka-mu ingin membalas dendam?
Wakayama Keisuke: Kita sudah bukan anak kecil lagi! Kenapa emosimu masih saja mudah bergejolak seperti anak-anak?
Wakayama Keisuke: *huff* Dengan kemampuan Tuan Kurotani, seharusnya penyelidikan gagal ini tidak akan mungkin terjadi.
Wakayama Keisuke: Tapi dia sendiri yang mengatakan kalau dia bersedia dihukum.
Wakayama Keisuke: Hukuman dari para petinggi memang berat ....
Wakayama Keisuke: Tapi Tuan Kurotani sendirilah yang memintanya. Aku takut masih ada sangkut paut yang belum selesai di dalamnya.
Wakayama Keisuke: Klan Kurotani dan Wakayama sangatlah terhormat.
Wakayama Keisuke: Dengan menyandangnya, berarti kamu otomatis adalah samurai yang bersedia melayani rakyat dengan tulus, berbeda dengan pengembara Ronin Nobushi itu.
Wakayama Keisuke: Sebesar apa pun amarahmu, kamu harus tahan sekarang. Kamu sama sekali tidak boleh balas dendam.
Kurotani Seishimaru: Yang aneh di antaranya adalah bawahan-bawahan para petinggi itu!
Kurotani Seishimaru: Mereka seperti lupa daratan setelah ayahku meninggal.
Wakayama Keisuke: Kamu pasti sudah dibutakan oleh amarahmu, kamu jadi menyalahkan orang lain yang tidak berhubungan. Tenang sedikit!
Seishimaru melihat ke luar pintu.
Kurotani Seishimaru: Siapa yang menguping di luar? Masuk.
Wakayama Keisuke: Siapa kamu? Siapa yang memerintahkanmu untuk menguping?
Machiko menunjukkan dirinya.
Yano Machiko: Maaf, saya cuma penjual teh. Na-nama saya Machiko.
Yano Machiko: Aku tidak bermaksud menguping.
Yano Machiko: Seishimaru menyelamatkan saya kemarin, tapi dia tidak meminta imbalan beras atau uang.
Yano Machiko: Saya tidak bermaksud menyinggung, tapi saya cuma ingin membalas kebaikan beliau, setelah ini saya akan lanjut menjual teh.
Keisuke menatap Seishimaru, Seishimaru menganggukkan kepalanya.
Wakayama Keisuke: Kamu ... Sudahlah. Cuma gadis penjual teh saja, bisa dimaklumi kalau kamu tidak paham tata krama yang berlaku.
Wakayama Keisuke: Tetap saja, panggil dia "Master Kurotani" mulai dari sekarang.
Wakayama Keisuke: Kurasa ini hal baik, kebetulan sekarang Klan Kurotani sedang butuh orang.
Wakayama Keisuke: Bagaimana kalau kamu berhenti jualan teh dan mengikuti Master Kurotani?
Yano Machiko: Saya tidak mau panggil dia Master Kurotani, saya rasa Seishimaru lebih enak didengar.
Yano Machiko: Asal saya bisa makan kenyang ... hehe. Tentu saja, saya akan ikut Seishimaru.
Wakayama Keisuke: ... Terserah kalian lah. Seishimaru, setelah Tuan Kurotani meninggalkan kita ....
Wakayama Keisuke: Sekarang kamu yang memimpin generasi ini. Ingat, jangan bertindak konyol.
Wakayama Keisuke: Kalau kamu biarkan emosi menguasaimu ... *huff* Pokoknya, yang terpenting nama keluargamu harus terus dilanjutkan dan tidak boleh terputus.
Seishimaru Kurotani: Lagi pula, bukan orang tua yang mengadopsimu yang meninggal.
Wakayama Keisuke: Dasar kepala batu! Kenapa masih saja masuk telinga kanan, keluar telinga kiri?
Wakayama Keisuke: Coba jawab pertanyaanku, apa kamu benar-benar ingin menelantarkan keluargamu dan pergi melawan bawahan-bawahan para petinggi itu?
Wakayama Keisuke: Mempermalukan tuan dan membawa petaka bagi keluarga?
Seishimaru terdiam.
Wakayama Keisuke: Bagus, bagus sekali. Sepertinya kalau kemarahanmu tidak reda, semua orang tidak akan bisa hidup tenang.
Wakayama Keisuke: Kalau memang semua nasihatku tidak ada gunanya bagimu, biar aku jujur saja kepadamu:
Wakayama Keisuke: Aku, Wakayama Keisuke, sudah jadi kepala Klan Wakayama sejak ayahku meninggal.
Wakayama Keisuke: Dan algojo yang mengeksekusi kematian Tuan Kurotani itu adalah ayahku.
Wakayama Keisuke: Aku tahu jelas kalau ayahku telah mencemari nama baik keluargamu, hubungan kita berdua juga sangat erat ....
Wakayama Keisuke: Meski tindakan eksekusi itu dilakukan atas tuntutan pekerjaan, tapi sebagai temanku, aku ingin menjaga keluarga kalian sebisaku ....
Wakayama Keisuke: Kalau kamu masih bertekad untuk membalaskan dendam, ayahku sudah meninggal.
Wakayama Keisuke: Sebagai seorang anak, sudah seharusnya aku menanggung dosa ayahku. Balaskanlah dendammu kepadaku, apa kamu berani?
Wakayama Keisuke: Kenapa? Kamu ragu karena persahabatan di antara kita?
Wakayama Keisuke: Hanya sebatas itu saja tekadmu? Kamu bahkan belum siap mengakhiri pertemanan di antara kita!
Kurotani Seishimaru: Aku bukan anak kandung juga kok, jadi marga ini tidak punya makna apa pun bagiku.
Kurotani Seishimaru: Terlebih lagi, apa marga "Kurotani" ini lebih penting dari nyawa orang tuaku?
Kurotani Seishimaru: Kalau begitu, jadilah saksi atas kesadaranku, ambil pedangmu!
Kurotani Seishimaru: Oh ya, taruh Temari itu di atas meja.
Seishimaru memejamkan matanya.
Kurotani Seishimaru: Aku akan menutup mataku sampai kamu selesai meletakkannya. Kalau sudah, aku akan menunjuk dengan jariku.
Kurotani Seishimaru: Kalau yang kutunjuk itu pedangmu, kita akan bertanding. Kalau yang kutunjuk itu Temari, maka persahabatan kita berakhir di sini.
Kurotani Seishimaru: Mari kita serahkan semuanya kepada takdir.
Wakayama Keisuke: Hmph, baiklah.
Pedang ada di sebelah kiri Seishimaru dan Temari ada di sebelah kanannya. Seishimaru memejamkan matanya dan menunjuk ke sebelah kiri, dia lalu membuka matanya.
Kurotani Seishimaru: Sepertinya sudah ditakdirkan kalau aku akan menghabiskan kehidupanku kali ini untuk balas dendam kepadamu, tekadku akan kupertahankan sampai mati.
Wakayama Keisuke: Karena kamu sudah bertekad, aku juga akan menghadapinya layaknya pria sejati.
Wakayama Keisuke: Semua kata-kata yang terucap dari mulutku pasti akan kulaksanakan sampai akhir. Akan kutunggu kedatanganmu.
Wakayama Keisuke meninggalkan tempat itu.

Babak Dua
Karakter yang Tampil: Kurotani Seishimaru ({NICKNAME}), Yano Machiko (Koharu), beberapa Nobushi (aktor kolosal)
Adegan di alam terbuka, alam liar yang dipenuhi rerumputan lebat

Seishimaru bertarung dengan para Nobushi dan memperoleh kemenangannya.
Yamada Hifumi: Kuminta kamu keluarkan kantung uangmu, tapi kamu menolak, kan?!? Semuanya, maju!
Tanaka: Hehe, kamu yang minta sendiri.
Yamamoto: Orang ini terlalu kuat. Kak Ichinisan, a-aku tidak bisa menang darinya.

Yano Machiko: Tuan Seishimaru ... Tuan Seishimaru. Saya baru pergi beli onigiri saja, tuan sudah bertarung lagi?
Yano Machiko: Kalau Tuan butuh sesuatu, beri tahu saya, saya yang akan melakukannya. Jangan beradu senjata dengan orang lain lagi.
Yamada Hifumi: Tuan Samurai, aku mohon ampun. Kami tidak mau uangnya lagi, tolong ampuni kami!
Yano Machiko: Hentikan, tolong. Bahkan saya yang tertangkap mencuri beras orang lain saja Anda selamatkan ...
Yano Machiko: Anda bukanlah orang yang sesuka hati mengambil nyawa orang lain.

Naskah "Mushounin"

Naskah
Naskah NameNaskah "Mushounin"
Type (Ingame)Item Quest
FamilyNaskah "Mushounin", Non-Codex Series
RarityRaritystr
DescriptionNaskah film baru Xavier yang ditulisnya dalam waktu semalam saja. Naskah ini jauh lebih tebal daripada naskah film terakhir.
Jika seseorang sudah memiliki tujuan, dia akan menyemburkan api tekad yang menakutkan.
Babak Satu
Karakter yang Tampil: Kurotani Seishimaru ({NICKNAME}), Wakayama Keisuke (Sasano), Yano Machiko (Koharu)
Adegan dalam ruangan di restoran yang sering dikunjungi Seishimaru dan Keisuke

Wakayama Keisuke: Seishimaru, sudah lama kita tak bertemu.
Wakayama Keisuke: Aku dengar sekarang kamu yang menangani semua urusan Klan Kurotani.
Wakayama Keisuke: Sepertinya masalah di kediaman itu sudah terselesaikan.
Wakayama Keisuke: Tuan dan Nyonya Kurotani sudah meninggal.
Wakayama Keisuke: Sejak kepergian mereka, {M#anak laki-laki tertuanya}{F#anak perempuan tertuanya} mengemban tanggung jawab ini dan terus melayani masyarakat.
Wakayama Keisuke: Tuan dan Nyonya juga pasti tenang setelah mengetahui hal ini.
Kurotani Seishimaru: Dendam belum terbalaskan, tapi kamu bilang masalah sudah terselesaikan?
Wakayama Keisuke: Ka-mu ingin membalas dendam?
Wakayama Keisuke: Kita sudah bukan anak kecil lagi! Kenapa emosimu masih saja mudah bergejolak seperti anak-anak?
Wakayama Keisuke: *huff* Dengan kemampuan Tuan Kurotani, seharusnya penyelidikan gagal ini tidak akan mungkin terjadi.
Wakayama Keisuke: Tapi dia sendiri yang mengatakan kalau dia bersedia dihukum.
Wakayama Keisuke: Hukuman dari para petinggi memang berat ....
Wakayama Keisuke: Tapi Tuan Kurotani sendirilah yang memintanya. Aku takut masih ada sangkut paut yang belum selesai di dalamnya.
Wakayama Keisuke: Klan Kurotani dan Wakayama sangatlah terhormat.
Wakayama Keisuke: Dengan menyandangnya, berarti kamu otomatis adalah samurai yang bersedia melayani rakyat dengan tulus, berbeda dengan pengembara Ronin Nobushi itu.
Wakayama Keisuke: Sebesar apa pun amarahmu, kamu harus tahan sekarang. Kamu sama sekali tidak boleh balas dendam.
Kurotani Seishimaru: Yang aneh di antaranya adalah bawahan-bawahan para petinggi itu!
Kurotani Seishimaru: Mereka seperti lupa daratan setelah ayahku meninggal.
Wakayama Keisuke: Kamu pasti sudah dibutakan oleh amarahmu, kamu jadi menyalahkan orang lain yang tidak berhubungan. Tenang sedikit!
Seishimaru melihat ke luar pintu.
Kurotani Seishimaru: Siapa yang menguping di luar? Masuk.
Wakayama Keisuke: Siapa kamu? Siapa yang memerintahkanmu untuk menguping?
Machiko menunjukkan dirinya.
Yano Machiko: Maaf, saya cuma penjual teh. Na-nama saya Machiko.
Yano Machiko: Aku tidak bermaksud menguping.
Yano Machiko: Seishimaru menyelamatkan saya kemarin, tapi dia tidak meminta imbalan beras atau uang.
Yano Machiko: Saya tidak bermaksud menyinggung, tapi saya cuma ingin membalas kebaikan beliau, setelah ini saya akan lanjut menjual teh.
Keisuke menatap Seishimaru, Seishimaru menganggukkan kepalanya.
Wakayama Keisuke: Kamu ... Sudahlah. Cuma gadis penjual teh saja, bisa dimaklumi kalau kamu tidak paham tata krama yang berlaku.
Wakayama Keisuke: Tetap saja, panggil dia "Master Kurotani" mulai dari sekarang.
Wakayama Keisuke: Kurasa ini hal baik, kebetulan sekarang Klan Kurotani sedang butuh orang.
Wakayama Keisuke: Bagaimana kalau kamu berhenti jualan teh dan mengikuti Master Kurotani?
Yano Machiko: Saya tidak mau panggil dia Master Kurotani, saya rasa Seishimaru lebih enak didengar.
Yano Machiko: Asal saya bisa makan kenyang ... hehe. Tentu saja, saya akan ikut Seishimaru.
Wakayama Keisuke: ... Terserah kalian lah. Seishimaru, setelah Tuan Kurotani meninggalkan kita ....
Wakayama Keisuke: Sekarang kamu yang memimpin generasi ini. Ingat, jangan bertindak konyol.
Wakayama Keisuke: Kalau kamu biarkan emosi menguasaimu ... *huff* Pokoknya, yang terpenting nama keluargamu harus terus dilanjutkan dan tidak boleh terputus.
Seishimaru Kurotani: Lagi pula, bukan orang tua yang mengadopsimu yang meninggal.
Wakayama Keisuke: Dasar kepala batu! Kenapa masih saja masuk telinga kanan, keluar telinga kiri?
Wakayama Keisuke: Coba jawab pertanyaanku, apa kamu benar-benar ingin menelantarkan keluargamu dan pergi melawan bawahan-bawahan para petinggi itu?
Wakayama Keisuke: Mempermalukan tuan dan membawa petaka bagi keluarga?
Seishimaru terdiam.
Wakayama Keisuke: Bagus, bagus sekali. Sepertinya kalau kemarahanmu tidak reda, semua orang tidak akan bisa hidup tenang.
Wakayama Keisuke: Kalau memang semua nasihatku tidak ada gunanya bagimu, biar aku jujur saja kepadamu:
Wakayama Keisuke: Aku, Wakayama Keisuke, sudah jadi kepala Klan Wakayama sejak ayahku meninggal.
Wakayama Keisuke: Dan algojo yang mengeksekusi kematian Tuan Kurotani itu adalah ayahku.
Wakayama Keisuke: Aku tahu jelas kalau ayahku telah mencemari nama baik keluargamu, hubungan kita berdua juga sangat erat ....
Wakayama Keisuke: Meski tindakan eksekusi itu dilakukan atas tuntutan pekerjaan, tapi sebagai temanku, aku ingin menjaga keluarga kalian sebisaku ....
Wakayama Keisuke: Kalau kamu masih bertekad untuk membalaskan dendam, ayahku sudah meninggal.
Wakayama Keisuke: Sebagai seorang anak, sudah seharusnya aku menanggung dosa ayahku. Balaskanlah dendammu kepadaku, apa kamu berani?
Wakayama Keisuke: Kenapa? Kamu ragu karena persahabatan di antara kita?
Wakayama Keisuke: Hanya sebatas itu saja tekadmu? Kamu bahkan belum siap mengakhiri pertemanan di antara kita!
Kurotani Seishimaru: Aku bukan anak kandung juga kok, jadi marga ini tidak punya makna apa pun bagiku.
Kurotani Seishimaru: Terlebih lagi, apa marga "Kurotani" ini lebih penting dari nyawa orang tuaku?
Kurotani Seishimaru: Kalau begitu, jadilah saksi atas kesadaranku, ambil pedangmu!
Kurotani Seishimaru: Oh ya, taruh Temari itu di atas meja.
Seishimaru memejamkan matanya.
Kurotani Seishimaru: Aku akan menutup mataku sampai kamu selesai meletakkannya. Kalau sudah, aku akan menunjuk dengan jariku.
Kurotani Seishimaru: Kalau yang kutunjuk itu pedangmu, kita akan bertanding. Kalau yang kutunjuk itu Temari, maka persahabatan kita berakhir di sini.
Kurotani Seishimaru: Mari kita serahkan semuanya kepada takdir.
Wakayama Keisuke: Hmph, baiklah.
Pedang ada di sebelah kiri Seishimaru dan Temari ada di sebelah kanannya. Seishimaru memejamkan matanya dan menunjuk ke sebelah kiri, dia lalu membuka matanya.
Kurotani Seishimaru: Sepertinya sudah ditakdirkan kalau aku akan menghabiskan kehidupanku kali ini untuk balas dendam kepadamu, tekadku akan kupertahankan sampai mati.
Wakayama Keisuke: Karena kamu sudah bertekad, aku juga akan menghadapinya layaknya pria sejati.
Wakayama Keisuke: Semua kata-kata yang terucap dari mulutku pasti akan kulaksanakan sampai akhir. Akan kutunggu kedatanganmu.
Wakayama Keisuke meninggalkan tempat itu.

Babak Dua
Karakter yang Tampil: Kurotani Seishimaru ({NICKNAME}), Yano Machiko (Koharu), beberapa Nobushi (aktor kolosal)
Adegan di alam terbuka, alam liar yang dipenuhi rerumputan lebat

Seishimaru bertarung dengan para Nobushi dan memperoleh kemenangannya.
Yamada Hifumi: Kuminta kamu keluarkan kantung uangmu, tapi kamu menolak, kan?!? Semuanya, maju!
Tanaka: Hehe, kamu yang minta sendiri.
Yamamoto: Orang ini terlalu kuat. Kak Ichinisan, a-aku tidak bisa menang darinya.

Yano Machiko: Tuan Seishimaru ... Tuan Seishimaru. Saya baru pergi beli onigiri saja, tuan sudah bertarung lagi?
Yano Machiko: Kalau Tuan butuh sesuatu, beri tahu saya, saya yang akan melakukannya. Jangan beradu senjata dengan orang lain lagi.
Yamada Hifumi: Tuan Samurai, aku mohon ampun. Kami tidak mau uangnya lagi, tolong ampuni kami!
Yano Machiko: Hentikan, tolong. Bahkan saya yang tertangkap mencuri beras orang lain saja Anda selamatkan ...
Yano Machiko: Anda bukanlah orang yang sesuka hati mengambil nyawa orang lain.

Babak Tiga, Adegan Pertama
Karakter yang Tampil: Kurotani Seishimaru ({NICKNAME}), Wakayama Kojuurou (Sasano)
Adegan di alam terbuka, alam liar yang dipenuhi rerumputan lebat

Yano Machiko: Tuan Seishimaru, saya menemukan orang dari Klan Wakayama untukmu.
Yano Machiko: Tapi Tuan Keisuke sudah ... meninggal. Akhiri saja semua ini, tuan ....
Wakayama Kojuurou: Huh, Kurotani, kamu datang untuk balas dendam ke Kak Keisuke, kan?
Wakayama Kojuurou: Karena janji konyolnya denganmu, sudah setahun Kak Keisuke bersusah payah siang malam ....
Wakayama Kojuurou: Setelah berhasil menyelesaikan masalah klan, tubuhnya rusak.
Kurotani Seishimaru: Dia sudah meninggal.
Wakayama Kojuurou: Dasar bocah lemah, hanya bisa melimpahkan kesalahan pada algojo yang mengeksekusi kematian ayahmu!
Wakayama Kojuurou: Tapi sekarang untuk membalaskan dendam kepada algojo itu pun, kamu tidak akan bisa melakukannya lagi.
Wakayama Kojuurou: Karena ayah kami sudah meninggal.
Wakayama Kojuurou: Kurotani, kamu tidak sanggup membalaskan dendam kepada algojo yang mengeksekusi kematian orang tua angkatmu, lalu kamu malah ingin menyakiti Kak Keisuke yang menasihatimu dengan tulus.
Wakayama Kojuurou: Kamu tidak pantas disebut seorang Samurai.
Wakayama Kojuurou: Kakak pernah berkata, seorang algojo harus selalu siap untuk menghadapi pembalasan orang lain..
Wakayama Kojuurou: Kalau nyali seperti ini saja tidak punya, kamu tidak pantas pergi ke medan perang dan merebut nyawa orang lain.
Wakayama Kojuurou: Jadi meskipun kakak sudah meninggal, aku, Wakayama Kojuurou, sebagai adik kandungnya, bersedia menerima pembalasan dendammu.
Kurotani Seishimaru: Maaf, aku ....
Wakayama Kojuurou: Sudah terlambat untuk kabur sekarang. Kamu yang mengakibatkan kematian kakak, aku tidak akan bisa memaafkanmu. Jangan kabur!
Kojuurou mengangkat tombaknya, Seishimaru tidak punya pilihan lain selain menerima tantangan ini.

Adegan Kedua

Kojuurou bertarung sekuat tenaga melawan Seishimaru, tapi Seishimaru menang dengan mudahnya.
Wakayama Kojuurou: Demi Kak Keisuke!
Yano Machiko: Luar biasa, bertarung lagi! Kalian kan sudah dewasa, kenapa masih saja seperti anak kecil!

Adegan Ketiga

Kojuurou kalah dan kehabisan tenaga.
Wakayama Kojuurou: Selama kamu tidak membunuhku, aku akan menghabiskan sisa hidupku untuk membalaskan dendam kepadamu.
Kurotani Seishimaru: Aku juga pernah berkata kalimat yang sama.
Yano Machiko: Untunglah tidak ada yang terbunuh. Tuan-tuan Samurai, beristirahatlah.
Yano Machiko: Kalian ini kenapa sih marah-marahan ....
Yano Machiko: Marga lah, dendam lah, hal-hal yang tidak jelas seperti itu kenapa harus diributkan?
Yano Machiko: Saya Machiko, seorang penjual teh. Asal saya bisa makan kenyang dan hidup senang, saya tidak akan peduli apa itu marga Yano, Kurotani, atau Wakayama.
Yano Machiko: A-Aku tidak begitu pandai bicara ....
Yano Machiko: Tapi, air hujan turun ke danau. Air danau akan menguap dan menjadi embun di langit, lalu embun itu akan berubah lagi menjadi hujan.
Yano Machiko: Air hujan yang membeku akan menjadi es. Tapi kalau esnya dilelehkan di dalam teko, es itu akan berubah kembali menjadi teh yang manis.
Yano Machiko: Siapa yang peduli dari mana air teh yang disajikan? Entah berasal dari langit, danau, atau teko?
Yano Machiko: Tunggu ... sepertinya perumpamaan ini agak janggal.
Yano Machiko: Ah, siapa yang peduli juga. Tapi yang jelas, saya, Machiko sudah bersuara. Jadi lebih baik kalian jangan ribut lagi, pulang dan makanlah.
Kurotani Seishimaru: Machiko, aku sangat suka dengan gayamu.
Yano Machiko: Eh? Di saat-saat seperti ini, apa sih yang Tuan katakan? Saya kan jadi malu. Ah ....
Yano Machiko: Ya sudah, untuk sementara saya anggap Tuan tidak ingin beradu senjata lagi dengan Tuan Wakayama.
Yano Machiko: Cepat balikkan badanmu, dia sudah tidak bisa bergerak kok.
Kurotani Seishimaru: Karena hidupku bagaikan air hujan dan kematianku bagaikan teh, hidup dan matiku sama seperti air. Jadi tidak ada gunanya berkeras hati.
Yano Machiko: Baguslah kalau tuan berpikir seperti itu!
Kurotani Seishimaru: Hujan yang turun dari langit saja bisa menyelamatkan bumi dari bencana, aku pasti bisa juga, kan?
Seishimaru melompat dari tebing.
Yano Machiko: Tuan!
Wakayama Kojuurou: Kurotani!
Adegan Terakhir: Temari di pinggir tebing.
Berakhir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TopButton