
Table of Content |
Stats |
Skills |
Skill Ascension |
Related Items |
Gallery |
Sounds |
Quotes |
Stories |
Stats
Lv | HP | Atk | Def | CritRate% | CritDMG% | Bonus CritRate% | Materials | Total Materials |
1 | 1009 | 26.25 | 61.03 | 5.0% | 50.0% | 0% | ||
20 | 2616 | 68.1 | 158.3 | 5.0% | 50.0% | 0% | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
20+ | 3481 | 90.61 | 210.63 | 5.0% | 50.0% | 0% | ||
40 | 5209 | 135.59 | 315.17 | 5.0% | 50.0% | 0% | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
40+ | 5823 | 151.58 | 352.35 | 5.0% | 50.0% | 4.8% | ||
50 | 6700 | 174.39 | 405.38 | 5.0% | 50.0% | 4.8% | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
50+ | 7519 | 195.72 | 454.95 | 5.0% | 50.0% | 9.6% | ||
60 | 8405 | 218.77 | 508.53 | 5.0% | 50.0% | 9.6% | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
60+ | 9019 | 234.76 | 545.71 | 5.0% | 50.0% | 9.6% | ||
70 | 9913 | 258.02 | 599.78 | 5.0% | 50.0% | 9.6% | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
70+ | 10527 | 274.02 | 636.96 | 5.0% | 50.0% | 14.4% | ||
80 | 11431 | 297.54 | 691.64 | 5.0% | 50.0% | 14.4% | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
80+ | 12045 | 313.53 | 728.82 | 5.0% | 50.0% | 19.2% | ||
90 | 12956 | 337.24 | 783.93 | 5.0% | 50.0% | 19.2% |
Skills
Active Skils
![]() | Normal Attack: Oath of Hunting Shadows | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Melancarkan hingga 5 serangan pedang berturut-turut. Mengonsumsi sejumlah Stamina, menggunakan pistolet-nya untuk menembakkan Suppressing Shot dengan radius berbentuk kipas. Menerjang dari udara untuk menghantam tanah di bawahnya, menyerang musuh di jalurnya dan mengakibatkan DMG Area saat mendarat. | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
![]() | Hunter's Vigil | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Mempersiapkan pistoletnya dan memasuki status "Night Vigil" yang menggabungkan pedang dan pistolet untuk bertarung. Dalam status ini, Normal Attack Clorinde akan dikonversi menjadi tembakan pistolet "Swift Hunt" dan DMG-nya dikonversi menjadi ·Saat Bond of Life milik Clorinde lebih dari atau sama dengan 100% Max HP, akan melancarkan tembakan pistolet. ·Saat Bond of Life miliknya lebih kecil dari 100% Max HP, makan menembakkan pistolet akan memberikan Clorinde Bond of Life dalam jumlah tertentu yang didasarkan pada Max HP Clorinde. Peluru yang ditembakkan dapat menembus musuh dan akan mengakibatkan DMG yang lebih besar terhadap musuh di sepanjang jalurnya. Efek Impale the Night akan ditentukan berdasarkan persentase Bond of Life milik Clorinde saat ini: ·Jika Bond of Life miliknya adalah 0%, akan melancarkan serangan terjangan. ·Jika Bond of Life miliknya kurang dari 100% Max HP, akan memulihkan HP Clorinde berdasarkan nilai Bond of Life-nya, serta meningkatkan radius serangan dan DMG serangan Impale the Night kali ini. ·Saat Bond of Life lebih besar atau sama dengan 100% Max HP, Clorinde akan melancarkan Impale the Night: Pact yang memulihkan HP Clorinde dengan persentase lebih tinggi dan meningkatkan radius serangan dan DMG serangan Impale the Night kali ini lebih lanjut. Selain itu, saat Clorinde berada dalam status Night Vigil, efek pemulihan HP selain dari Impale the Night tidak akan efektif dan dikonversi menjadi Bond of Life milik Clorinde berdasarkan sejumlah persentase pemulihan HP yang diterima. Status Night Vigil akan dihapus saat Clorinde meninggalkan medan pertempuran. Setiap beberapa saat, tembakan Swift Hunt Clorinde yang mengenai musuh akan menjatuhkan Surging Blade ke posisi musuh yang terkena serangan dan mengakibatkan Ousia-aligned Meski kejahatan yang bersembunyi dalam bayang malam telah dibasmi selama ribuan tahun, namun hati manusia dipenuhi dengan awan bayangan yang tak bisa dijangkau oleh cahaya. Bahkan sekarang, peringatan yang ditinggalkan oleh Golden Hunter sudah diukir dalam ingatannya: Those of the Night Vigil, peganglah tinggi-tinggi lilin yang sudah dinyalakan untuk melawan kegelapan, teruslah bersikap waspada, dan jangan sampai rusak oleh kegelapan yang dingin. | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
![]() | Last Lightfall | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Memberikan Bond of Life berdasarkan Max HP Clorinde sendiri, lalu mengelak dengan gesit dan menyerang menggunakan pedang dan pistolet-nya, mengakibatkan Konon katanya, seni kuno untuk melawan makhluk selain manusia adalah dengan tubuh manusia fana, ini bisa ditelusuri kembali pada zaman Lochknight yang melawan Kerajaan Remuria. Meski demikian, asalkan ada yang bisa menemukan cara untuk mengontrol level kekuatan yang digunakan, bukan berarti cara ini tidak akan bisa digunakan di dalam pertempuran dengan musuh biasa. | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Passive Skills
![]() | Night Vigil's Harvest |
Memperlihatkan lokasi |
![]() | Dark-Shattering Flame |
Setelah Karakter dalam party di sekitar memicu |
![]() | Lawful Remuneration |
Jika Bond of Life Clorinde lebih besar atau sama dengan 100% Max HP-nya, maka CRIT Rate Clorinde akan meningkat 10% saat nilai Bond of Life miliknya bertambah atau berkurang. Efek ini berlangsung 15 detik, dapat ditumpuk sampai 2 lapis, dan durasi setiap lapisnya dihitung terpisah. Selain itu, status Night Vigil dari |
Constellations
![]() | "From This Day, I Pass the Candle's Shadow-Veil" |
Sewaktu status Night Vigil dari Efek ini dapat terpicu maksimum 1,2 detik sekali, dan DMG yang diakibatkan dengan cara ini dianggap sebagai DMG Normal Attack. |
![]() | "Now, As We Face the Perils of the Long Night" |
Efek Talenta Pasif "Dark-Shattering Flame" diperkuat: Saat anggota party di sekitar memicu Harus membuka Talenta Pasif "Dark-Shattering Flame" terlebih dahulu. |
![]() | "I Pledge to Remember the Oath of Daylight" |
Meningkatkan 3 level Maksimum: Lv. 15. |
![]() | "To Enshrine Tears, Life, and Love" |
Saat |
![]() | "Holding Dawn's Coming as My Votive" |
Meningkatkan 3 level Maksimum: Lv. 15. |
![]() | "And So Shall I Never Despair" |
Selama 12 detik setelah melancarkan Selain itu selama Night Vigil berlangsung, Glimbright Shade akan muncul dalam kondisi tertentu dan melancarkan serangan yang mengakibatkan Glimbright Shade akan muncul dalam kondisi berikut: ·Saat Clorinde akan terkena serangan. ·Saat Clorinde melancarkan Impale the Night: Pact. Maksimum bisa memanggil 1 Glimbright Shade setiap 1 detik dengan cara di atas. Maksimum bisa memanggil hingga 6 Glimbright Shade dalam satu durasi Night Vigil. Selain itu, selama status Night Vigil aktif, DMG yang diterima Clorinde berkurang 80% dan ketahanannya terhadap interupsi juga akan meningkat. Efek ini akan hilang setelah status Night Vigil berakhir atau 1 detik setelah Clorinde memanggil 6 Glimbright Shade. |
Skill Ascension
Gallery
360 Spin
Idle #1
Idle #2
loc_gallery_vid_combat
Sounds
Title | EN | CN | JP | KR |
Party Switch | ||||
Party Switch when teammate is under 30% HP | ||||
Party Switch under 30% HP | ||||
Opening Chest | ||||
Normal Attack | ||||
Medium Attack | ||||
Heavy Attack | ||||
Taking Damage (Low) | ||||
Taking Damage (High) | ||||
Battle Skill #1 | ||||
Battle Skill #3 | ||||
Sprinting Starts | ||||
Jumping | ||||
Climbing | ||||
Heavy Breathing (Climbing) | ||||
Open World Gliding (Start) | ||||
Open World Idle | ||||
Fainting |
Quotes
Audio Language:
Title | VoiceOver |
Halo | |
Berbincang: Lawan | |
Berbincang: Petarung Juara | |
Mengobrol: Rahasia Sukses | |
Ketika Turun Hujan | |
Setelah Hujan | |
Ketika Petir Menyambar | |
Ketika Turun Salju | |
Di Padang Pasir | |
Selamat Pagi | |
Selamat Siang | |
Selamat Malam | |
Selamat Tidur | |
Tentang Clorinde: Laporan Berita | |
Tentang Clorinde: Pistolet dan Pedang | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Kita: Ritual | |
Tentang Kita: Manusia dan Bayangan Kejahatan | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 6 |
Tentang Vision | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Berbagi Cerita | |
Kisah Menarik | |
Tentang Charlotte | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Furina | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Navia | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Neuvillette | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Chevreuse | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Lyney | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Freminet | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Chiori | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Wriothesley | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Sigewinne | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Tentang Emilie | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Mengenal Clorinde: I | |
Mengenal Clorinde: II | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 3 |
Mengenal Clorinde: III | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Mengenal Clorinde: IV | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 5 |
Mengenal Clorinde: V | * Terbuka saat Persahabatan Lv. 6 |
Hobi Clorinde | * Selesaikan "Malam yang Sunyi" |
Kekhawatiran Clorinde | |
Makanan Favorit | |
Makanan yang Tidak Disukai | |
Menerima Hadiah: I | |
Menerima Hadiah: II | |
Menerima Hadiah: III | |
Ulang Tahun | |
Perasaan Tentang Ascension: Permulaan | * Terbuka saat Ascension tahap 1 |
Perasaan Tentang Ascension: Persiapan | * Terbuka saat Ascension tahap 2 |
Perasaan Tentang Ascension: Klimaks | * Terbuka saat Ascension tahap 4 |
Perasaan Tentang Ascension: Konklusi | * Terbuka saat Ascension tahap 6 |
Elemental Skill: I | |
Elemental Skill: II | |
Elemental Skill: III | |
Elemental Burst: I | |
Elemental Burst: II | |
Elemental Burst: III | |
Membuka Peti Harta: I | |
Membuka Peti Harta: II | |
Membuka Peti Harta: III | |
HP Rendah: I | |
HP Rendah: II | |
HP Rendah: III | |
HP Rekan Rendah: I | |
HP Rekan Rendah: II | |
Gugur: I | |
Gugur: II | |
Gugur: III | |
Menerima Serangan Ringan: I | |
Menerima Serangan Hebat: I | |
Bergabung ke Party: I | |
Bergabung ke Party: II | |
Bergabung ke Party: III |
Stories
Title | Text |
Info Karakter | Di Court of Fontaine, perselisihan itu sudah jadi hal biasa yang ditemukan sehari-hari. Ada kasus soal pembuat kue yang menuduh orang lain mencuri resepnya — tidak hanya itu, tapi juga menukar Bulle Fruit dengan Mint, sehingga tidak hanya menodai harga diri mereka, tapi juga menodai resep makanan itu sendiri! Ada juga penulis drama menuduh seorang pembaca fanatik meniru gayanya dan mengambil nama pena mirip dengannya, sampai-sampai surat kabar tidak bisa membedakan mana naskah aslinya. Lalu ada pedagang yang menuduh koleganya dengan seenaknya menaikkan harga dan malah sengaja buka toko tepat di seberang .... Semua orang pasti mengaku merekalah pihak yang benar dan ingin mendapatkan dukungan dari orang-orang di sekitar, dengan harapan bisa memenangkan kasus mereka di pengadilan dengan bantuan opini publik. Kebanyakan yang terjadi sih perselisihan seperti itu bisa dibereskan dengan mudah, entah oleh para Garde atau Gestionnaire yang segera langsung ke lokasi kejadian. Tapi tentunya ada juga orang-orang yang punya motif tersembunyi malah sengaja memanfaatkan kesempatan itu untuk bisa lolos. "Sampai bertemu nanti di pengadilan!", kata-kata tersebut menjadi sebuah tantangan. Ketika segala sesuatunya mencapai tahap ini, segala harapan bahwa suara nalar akan menang mulai melemah di bawah kekuatan emosi yang tak terbendung, tidak ada pihak yang mau mengalah sedikit pun saat mereka mulai bersiap untuk bertarung di ranah hukum. Sampai akhirnya seorang Gestionnaire yang jengkel yang sudah berdiri di sana – dan pastinya sudah menyerah untuk menengahi perselisihan dengan tenang – menyela dengan nada putus asa: "Baik, aku hargai keputusanmu untuk membawa ini ke pengadilan. Tapi sebelumnya, kamu harus menyiapkan dulu hal-hal berikut ..." "Kalau putusan sudah dijatuhkan, dan kamu percaya bahwa itu tidak adil, kamu boleh mengajukan duel." "Dan sepengetahuanku, saat ini Petarung Juara yang masih bertahan adalah Nona Clorinde ...." Begitu nama Clorinde disebut, semua orang langsung mematung. Karena semua orang sudah tak asing lagi dengan nama Petarung Juara yang tak terkalahkan ini. Di bawah pedangnya, semua perbuatan tercela yang bertujuan memanfaatkan kekayaan semata dengan kedok amal akan menunjukkan warna aslinya — dan dia tidak pernah sekalipun kalah dalam duel. "Ehem, yah ... kurasa tidak perlu sampai segitunya juga, deh." Dengan demikian, pertengkaran di pasar dapat diredakan untuk sementara waktu. Melihat dua pedagang yang mementingkan egonya masing-masing itu meninggalkan lokasi, Gestionnaire hanya bisa tertawa, lalu memberikan tepukan pada junior mereka yang masih tidak paham itu, dan berkata: "Lihat kan, pedang memang lebih tajam daripada pena." |
Kisah Karakter 1 | "Kalau kamu harus menghadapi Clorinde, lebih baik terima saja deh putusan pengadilan". Entah kamu dengar dari mulut seseorang yang pernah berhadapan dengan Clorinde sendiri, atau seseorang yang pernah melihat orang lain berduel dengan Clorinde dari samping, semua akan mengatakan hal yang sama. Lihatlah orang-orang yang kalah dalam waktu kurang dari satu menit dalam duel. Bahkan ada seorang wanita yang sudah mempersiapkan diri dengan mengikat gagang pedangnya dengan erat di tangannya ... tapi tetap saja kain itu terpotong-potong dengan sangat akurat dan akhirnya pedangnya tetap melayang di udara bagaikan jarum jahit. Atau para "tuan-tuan" yang sering kali muncul dengan membawa segala macam peralatan tersembunyi dari ujung kepala sampai ujung kaki - pistol yang dimasukkan ke dalam topi, belati di sepatu, botol obat-obatan di lengan baju. Setelah semua trik mereka gunakan, mereka akhirnya tetap saja dilempar keluar arena tanpa kecuali, sekarang malah ada tuduhan tambahan berupa "penghinaan terhadap pengadilan". Belum lagi orang-orang yang putus asa, yang memanfaatkan segala cara untuk berusaha mendapatkan dukungan bahkan sebelum duel dimulai, menggambarkan diri mereka sebagai korban dalam upaya sia-sia untuk memenangkan simpati masyarakat. Namun hal tersebut tidak mengubah hasil dari kekalahan mereka di ring duel. Lagi pula, pedang yang ternoda oleh kebohongan tidak akan bisa memotong apa pun. Namun ada juga beberapa manfaat dari keberadaan sekelompok bajingan dan orang-orang yang berbuat bodoh ini - yaitu, mereka bisa membantu orang banyak menjadi contoh untuk mengenali orang-orang lain yang bersedia berduel dengan kehormatan yang nyata, dan ketika memang ada kebenaran dalam "keadilan" tersebut. Bahkan jika orang tersebut akhirnya kalah, orang-orang akan mendengarkan apa yang mereka katakan — karena mereka melihat bahwa orang tersebut adalah seseorang yang teguh memegang keyakinannya, dan memiliki keberanian menghunus pedang untuk membela dirinya. Beberapa orang mengatakan bahwa saat Nona Clorinde berhadapan dengan orang-orang seperti itu, dia akan selalu menahan diri dan tidak menggunakan kekuatannya dengan penuh. Beberapa orang yang menonton dari dekat bahkan mengatakan bahwa mereka bisa bersumpah mereka melihat sudut bibir Nona Clorinde tersenyum tipis sebagai tanda pengakuannya. Karena hanya dengan lawan seperti itulah maka arti "duel" menjadi sangat bermakna. Tapi Clorinde tidak peduli dengan penonton yang mungkin tergerak dengan duelnya, dia juga tidak peduli dengan omongan orang-orang. Bagi Clorinde si Petarung Juara, memberikan duel yang adil dan menentukan siapa yang menang dan kalah ... itulah satu-satunya tujuan dalam duel tersebut. * Terbuka saat Persahabatan Lv. 2 |
Kisah Karakter 2 | Sikap Clorinde saat berduel telah menarik banyak penggemarnya. Rakyat yang "antusias" ini seringkali menganalisis setiap aspek dalam diri sang Petarung Juara ini. Dari mana dia belajar ilmu pedang? Apakah memang turunan dari keluarganya, atau dia tiba-tiba punya ilmu pedang begitu? Atau mungkin dia itu keturunan terakhir klan pendekar pedang yang masih bertahan hidup dari dinasti yang sudah hancur? Dikatakan bahwa dia selalu melakukan "ritual pembersihan pedang" sebelum memulai duelnya. Tapi dia membersihkan senjatanya dengan apa? Air paling murni dari Fountain of Lucine? Cairan pembersih khusus? Atau mungkin agar ikatan dengan pedangnya semakin kuat ... dia melumasnya dengan darahnya sendiri? Tidak, tidak, tidak! Kekuatan dari "ritual" ini bukan cuma buat membersihkan saja, tapi memanggil arwah pendekar pedang hebat untuk merasukinya, makanya dia jadi tak terkalahkan! Untuk sesaat, sosok Petarung Juara tak terkalahkan ini dikelilingi berbagai macam cerita, yang akhirnya membuat para penduduk (kebanyakan sih para jurnalis) bergosip ria atas keingintahuan mereka. Akhirnya, karena lelah oleh banyaknya jurnalis yang bersembunyi di semak dan bunga di pintu masuk, pihak pengadilan mengeluarkan pernyataan resmi: "Senjata dan metode yang dipakai Nona Clorinde dalam duelnya — dan juga berlaku pada Petarung Juara lainnya — benar-benar hanya tindakan biasa yang natural dan tidak ada hubungannya dengan kekuatan luar biasa yang entah berasal dari mana pun ...." Berbagai reaksi bermunculan di antara masyarakat, ekspresi mereka menunjukkan bahwa mereka masih tidak percaya dengan pernyataan tersebut. "Jika rumor tersebut menimbulkan pengaruh buruk dan menggiring opini publik, pengadilan akan mengajukan tuntutan resmi terhadap mereka yang menyebarkan rumor tersebut ...." Ancaman ini langsung disambut meriah oleh para jurnalis yang terus memotret dengan Kamera mereka tanpa henti. "Perlu diketahui, tanggung jawab dan pelaksanaan dari semua hal yang relevan dengan rumor ini, dipercayakan pada ... Nona Clorinde!" Dengan demikian, para jurnalis langsung terdiam. Mendengar hal ini, Clorinde — yang sedari tadi hanya berdiri di samping — mengangguk dan membalas: "Tentu saja, itu memang tugasku." Dan dengan demikian rumor mengenai Clorinde pun reda. Kini, jejak-jejak dari rumor tersebut hanya bisa ditemukan dalam beberapa halaman novel atau naskah saja. Tapi kalau kamu tanya langsung pada penulis novel atau naskah tersebut, mereka bakal langsung menolak hubungannya dengan rumor tersebut. Dengan kata lain, semua orang kini setuju bahwa semua kejadian tersebut tidak pernah terjadi. * Terbuka saat Persahabatan Lv. 3 |
Kisah Karakter 3 | Sebenarnya, rumor-rumor aneh tentang Clorinde yang terlibat dalam kekuatan gaib memang tidak berdasar. Kekuatan sang Petarung Juara yang luar biasa ini awalnya berasal dari sekelompok orang yang mengejar hantu di seantero Fontaine yang bernama: "Marechaussee Hunter." Menurut legenda, pada saat Fontaine baru terbentuk, ada seseorang yang bernama "Golden Hunter" (Pemburu Emas). Dia membasmi setiap musuh yang menjadi ancaman bagi Fontaine, dan dia jugalah pendiri dari Marechaussee Hunter yang mengumpulkan pahlawan-pahlawan lainnya — di antara mereka ada keturunan dari Lochknight — yang sering berburu monster dan penjahat di Fontaine, meninggalkan banyak jejak kisah heroik. Namun saat kedamaian sudah tercapai, nama "Marechaussee Hunter" perlahan-lahan menghilang. Kini, saat masyarakat Fontaine bicara soal Marechaussee Hunter, mereka cuma tahu soal "Sumpah Pemburu" yang sering disebutkan dalam novel atau drama. "Mulai hari ini, aku akan menyerahkan tabir bayangan lilin." "Sekarang, saat kita berhadapan dengan panjangnya malam ...." "Aku akan mengikrarkan sumpahku di siang hari." "Untuk mengabadikan air mata, kehidupan, dan cinta." "Menahan datangnya fajar sebagai nazar dariku." "Sehingga aku tidak akan pernah putus asa." Bagi kebanyakan orang Fontaine, kisah Marechaussee Hunter hanyalah sebuah legenda yang dipenuhi drama dan aksi. Tapi bagi Clorinde, perbuatan dan sumpah Marechaussee Hunter adalah warisan hidup. Hal pertama yang dia pelajari dari mentornya, Marechaussee Hunter Petronilla, adalah bahwa ilmu pedang yang dibutuhkan untuk membasmi monster. Pendekatan Pemburu mengharuskan mereka untuk berada sedekat mungkin dengan mangsanya sehingga mereka dapat menghunuskan pedang mereka ke titik lemah dengan ketangkasan secepat kilat. Untuk mengajarkannya teknik ini, Petronilla mengirimkan Clorinde ke ruangan yang dipenuhi pilar berputar, masing-masingnya telah dipasang dengan banyak pedang kayu yang menonjol keluar, ujungnya ditutupi dengan tas kain. "Mungkin saja di dalamnya ada permen, atau mungkin pasir besi. Mungkin juga itu semua rambutku yang rontok karena melatihmu ...." "Kamu bisa buka tas-tas kain itu atau langsung hindari saja. Terserah kamu." "Karena kamu sudah makan siang hari ini, kamu teruskan saja sampai waktu makan malam. Ingat, hemat tenaga buat makan. Oke, mulai!" Dengan melewati latihan-latihan yang seperti itu, Clorinde tidak hanya mendapatkan ilmu pedang dari Marechaussee Hunter seperti cara melacak, kamuflase, gerak kaki, namun juga belajar metode untuk langsung saja mengungkapkan identitas mereka saat berhadapan dengan sesama pemburu, untuk menghindari luka tak sengaja yang tak diinginkan. Namun Clorinde tidak pernah menyebutkan betapa kerasnya latihan tersebut kepada siapa pun. Toh bagaimanapun juga dia kini adalah seorang Petarung Juara di Trial Court, bukan lagi Marechaussee Hunter yang ada di masa lalu. Dia percaya bahwa mentornya yang pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal akan memahami keputusannya. Demi menjaga kedamaian dan stabilitas Fontaine, Marechaussee Hunter dulu pernah mengangkat senjata untuk membasmi monster, maka wajar saja bila dia juga kini mengangkat senjata untuk menghukum para pelanggar hukum. Bahkan biarpun mentornya keberatan, Clorinde tidak keberatan untuk menyelesaikan perselisihan mereka dengan cara yang dihormati dan dipakai oleh Marechaussee Hunter. Toh bagaimanapun juga, Nona Petronilla dulu pernah berkata sendiri, jika Clorinde bisa mengalahkan dirinya, dia bersedia untuk mendengar semua permintaannya. * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Kisah Karakter 4 | Saat pemilik dari "Klub Sandiwara Meja" pertama kali melihat Clorinde datang ke klubnya, dia langsung terkejut. Di hadapannya berdiri seorang Petarung Juara yang terkenal, lengkap dengan topi, seragam, bahkan pistolet dan pedangnya masih tergantung di pinggangnya. Untuk sesaat, beberapa kesalahan yang pernah dia buat di masa lalu (yang sebenarnya tidak bisa disebut kesalahan juga sih ....) terbesit di benaknya, campur aduk dengan beberapa ingatan mengenai duel-duel yang pernah dia saksikan. Ucapan "Selamat datang!" yang biasanya dia ucapkan pada para pelanggan kini tercekat di tenggorokannya, yang bisa dia lakukan hanyalah berdiri mematung dan tidak tahu harus berkata apa. Setelah melalui banyak pertimbangan, saat ucapan "Selamat datang!" itu akan diucapkan dengan kata-kata "Tolong, ampuni aku!", Navia, yang mengikuti Clorinde masuk dari belakang, tertawa dan mulai bicara. "Temanku katanya tertarik mau cobain Klub Sandiwara Meja! Jadi gimana nih? Ada naskah seru apa tidak?" "Tapi dia ini bukan amatiran loh, dia pemilih banget soal naskah, jadi kamu harus berikan naskah terbaikmu ya!" Si pemilik, walaupun masih belum bisa mengucapkan "Selamat datang!", tapi dia setidaknya bisa merubah "Tolong, ampuni aku!" jadi ... yah, agak memalukan sih. Dia malah bilang ... "Eh?!" Dia lalu bergegas dengan terburu-buru bagai anak ayam kehilangan induk, mengumpulkan segala macam naskah yang ada di tokonya. Dia membawakan semua naskah terbaik dan terpopulernya ke meja tersebut, "Era Sumpah Perunggu", sampai ke yang paling rumit berjudul, "Kisah Cincin Spiral", sampai ke cerita klasik seperti "Lembah Serigala Abu-Abu: Edisi ke-3: Ekspansi ke-2" .... Setelah basa-basi untuk mencairkan suasana, Klub Sandiwara Meja itu kini punya pelanggan baru: Clorinde. Setelah masa-masa awal di mana mereka juga tidak bisa bergerak karena takjub, pelanggan lain perlahan mengumpulkan keberanian untuk mengundang Clorinde memainkan naskah terbaru bersama mereka. Disajikan dengan tatapan yang penuh harap, dia meladeni semuanya. Lambat laun mereka mengetahui bahwa entah naskah apa pun yang mereka mainkan, "pemain baru" ini benar-benar berbakat dalam seni peran begini. Tidak peduli seberapa kecilnya, dia tidak pernah melewatkan satu pun petunjuk di dalam naskah. Dia juga selalu memanfaatkannya sebaik mungkin, mengikuti petunjuk dengan akurat sehingga cerita mengalir dengan alamiah. Dan Clorinde selalu mengikuti aturan mainnya. Beberapa orang yang pernah bermain dengannya mengatakan hal-hal seperti: "Nona Clorinde bisa mengatur semuanya di bawah kendali, seolah dia memang Game Master, bukan pemain seperti kami!" Mendengar hal seperti itu, Clorinde hanya tersenyum tipis. Dia tidak bisa mengakui bahwa alasan bahwa ini semua mudah untuknya adalah karena dia sudah menjadi Game Master untuk naskah-naskah Navia selama ini — dan berkat ide-ide gila milik temannya itu, dia terlatih untuk berpikir cepat — ah, ini benar-benar hal yang sulit dan kompleks untuk dijelaskan dengan kata-kata .... Tapi setelah menikmati nyamannya menjadi pemain biasa, Clorinde memutuskan untuk menjadi Game Master lagi, tentunya untuk menyelamatkan Pembawa Acara di Klub Sandiwara Meja tersebut yang selalu dipaksa Navia dengan berbagai imajinasi liarnya. Dan demi bos, pelanggan lain, dan bahkan Navia sendiri ... Untunglah akhirnya dia setuju. Lagi pula, tak seorang pun di ruangan itu yang bisa memahami arti "adil" lebih baik daripada seorang Petarung Juara ini. Tidak ada suap yang dapat menggoyahkannya ketika dia memimpin naskah — bahkan pakai kue, kentang goreng, atau Bulle Fruit sekalipun! Di hadapan godaan seperti itu, dia hanya menonton saja semua pemain mengasah otak mencari solusi, lalu dia akan membuka halaman buku aturan dan menjawab: "Kita masih punya banyak waktu kok, teruskan saja berpikirnya." Dan saat naskah akhirnya mencapai konklusi di bawah bimbingan Clorinde, seorang Gestionnaire muda berbalik ke arah rekannya, tertawa, dan berkata: "Haha, dulu kita berpikir kalau Nona Clorinde mungkin menghabiskan semua waktu luangnya buat urusan terkait duel saja ya!" Saat membereskan meja, Clorinde berhenti sejenak dan berpikir, lalu dengan gelengan kepalanya yang tipis dia pun menjawab: "Aku tidak mau kerja di malam hari." * Terbuka saat Persahabatan Lv. 5 |
Kisah Karakter 5 | Menurut Clorinde, tidak ada bedanya antara kewajiban dari Petarung Juara dan Marechaussee Hunter. Marechaussee Hunter bertarung untuk menjaga kedamaian Fontaine dengan memburu monster di daratan. Dan sebagai wakil dari hukum dan kebijakan di Fontaine, Petarung Juara menghukum para kriminal yang memanfaatkan celah dan hukum demi kepentingan pribadi. Selain itu, keberadaan Petarung Juara tidak hanya memberikan kesempatan pada orang-orang untuk mempertahankan kehormatannya dengan duel yang adil, tapi juga kesempatan padanya untuk bicara. Tapi saat semua sudah berakhir dan semua yang jahat telah dihukum, maka mereka yang mengayunkan pedang demi keadilan, sebenarnya apa yang harus dilakukannya dengan pedang yang dia genggam? Petronilla pernah bercerita pada Clorinde tentang kisah seorang Marechaussee Hunter yang terobsesi untuk membasmi monster. Dan pada saat tiba hari di mana akhirnya bayangan kegelapan sirna, pahlawan tersebut pun merasa tersesat. Setelah menghabiskan hidupnya untuk sekian lama hanya untuk membasmi monster, apa lagi tujuan hidupnya saat musuh sudah dikalahkan? Setelah berpikir lama, dia memutuskan untuk melanjutkan hidup seperti sebelumnya, memutuskan hubungan dengan Marechaussee Hunter sehingga dia bisa melanjutkan berburu para monster sendirian ... Petronilla tidak menceritakan akhirnya, tapi dia berkata: "Saat pedang sudah kehilangan sarungnya, maka yang tersisa hanyalah menunggunya hingga berkarat." Ini membuat Clorinde yang masih kecil pada saat itu menjadi bingung. Melihat hal ini, Petronilla mengangkat sendok kopi di tangannya, dan mengarahkannya pada gula berbentuk kubus dan bertanya. "Clorinde, bisa tolong katakan padaku benda apa ini? Ini pertanyaan penting. Kalau kamu bisa jawab dengan benar, kamu akan dapat segelas Jus Bulle Fruit." Clorinde berkedip, dan dengan ragu-ragu menjawab: "Ini ... gula batu?" "Oke ... ingat-ingat jawabanmu itu ya, Clorinde." jawab sang veteran Marechaussee Hunter. "Saat seseorang mengarahkan sendok kopi pada gula batu, mereka ingin kamu fokus pada gulanya, bukan pada sendok yang digunakan untuk menunjuknya." "Alasan Marechaussee Hunter bertempur adalah untuk mengembalikan kedamaian di hidup semua orang. Tentunya 'semua orang' itu termasuk diri mereka sendiri juga." "Gula batu itu adalah kehidupan damai yang bahagia. Bertarung diibaratkan sebagai sendok yang kamu gunakan untuk mendapatkannya." "Ingatlah selalu untuk apa kamu berjuang, dan jangan pernah menjadikan makna menjadi tujuan akhir." "Jika tidak, kamu hanya akan melihat sendoknya, bukan gulanya — dan nantinya kopimu akan selalu terasa pahit." Dan saat senja terbenam, cahaya lampu mulai menyinari Court of Fontaine. Orang-orang berlalu lalang dengan tawa. Clorinde terduduk sambil menghabiskan tetes terakhir dari kopinya, kreasi terbaru dari Café Lutece. Dengar-dengar bahan dasarnya dibuat dari jus buah segar yang sedang musimnya, bukan sirup yang biasa mereka gunakan untuk menetralkan rasanya. Besok adalah hari libur, pikirnya. Aku akan tidur dengan nyenyak, lalu pergi lebih awal untuk membeli bunga dan buah-buahan. Lalu di siang hari aku akan bertemu Navia di Klub Sandiwara Meja untuk memainkan naskah terbarunya. Sepertinya akan menjadi hari yang sibuk .... Mengambil sisa potongan kuenya yang terakhir, si Petarung Juara yang tak terkalahkan itu memakan kue tersebut dan menikmati teksturnya, lalu beranjak dan pergi. * Terbuka saat Persahabatan Lv. 6 |
"Warisan Marechaussee Hunter" | Kalau bicara soal pakaian Clorinde yang paling mewah, sudah pasti adalah mantel tipis yang selalu terjuntai di belakangnya. Mantel itu bisa dibilang sebagai "kenang-kenangan" Clorinde. Saat dia berusia 10 tahun, guru yang mengajarinya seni bela diri, Petronilla, pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal. Bahkan Tuan Callas yang tahu segalanya pun tidak tahu ke mana perginya pemburu Marechaussee Hunter ini. Clorinde tidak hanya mencari ke mana-mana, tapi sampai pergi ke tempat-tempat di mana mereka pernah berlatih, berharap untuk menemukan petunjuk, tapi pada akhirnya hasilnya tetap nihil dan dia tetap tidak menemukan jejak gurunya. Satu-satunya yang dia temukan hanyalah mantel panjang biru gelap yang ada di lemari. Clorinde tidak pernah melihat gurunya memakai mantel ini sebelumnya. Petronilla selalu memakai mantel hitamnya, dan meskipun Clorinde tidak selalu ingat, tapi para Garde yang selalu dipusingkan oleh mentornya ini dan juga pengumuman di dinding kota bisa membantunya mengingat kembali. Tapi di bagian dalam mantel ini terdapat lambang Marechaussee Hunter. Dan juga kalung dengan liontin berbentuk pedang bertuliskan namanya — sepertinya ini hadiah ulang tahun yang tertunda. Tapi apakah mantel ini adalah hadiah perpisahan, atau ujian dari mentornya untuk Clorinde? Clorinde tidak tahu, tapi dia tetap menyimpan mantel itu. Kalau ini adalah ujian, maka dia akan selalu siap siaga menunggu ujian terakhir yang menantinya. Meski bila dia harus menunggu ujian itu seumur hidupnya. * Terbuka saat Persahabatan Lv. 4 |
Vision | Di 5 menit pertama, Clorinde telah berhasil meringkus pengujinya. Awalnya, sepertinya kesabaran pria itu sudah semakin menipis, tapi sekarang dia hanya bisa terkejut. Tidak membutuhkan waktu lama sampai tiga petarung lainnya — yang tentunya langsung bergegas setelah mendengar berita tersebut — tidak bisa berkata apa-apa lagi di atas ring duel. Ruang pengadilan yang biasanya dingin dan sunyi kini menjadi riuh. "Ujian Duel" yang biasanya berlangsung tiga ronde — berkat antusiasme para petarung — kini berubah menjadi "Tantangan Arena". Clorinde tidak keberatan dengan ini, satu-satunya jawaban darinya sudah tersampaikan melalui pedang di tangannya. Dari awal sampai akhir, tidak ada satu pun indikasi bahwa pedangnya akan kalah. Sejak saat itu, yang harus Clorinde lakukan hanyalah mempelajari berbagai aturan dalam menjadi Petarung Juara ... yang mengharuskannya ikut serta dalam berbagai duel. Walaupun reputasi Clorinde yang tak terkalahkan sudah diketahui oleh semua orang, dan banyak lawannya yang lebih memilih menyerah daripada harus menghadapi dirinya, dia masih tetap belum dianggap sebagai Petarung Juara yang resmi. "Ilmu pedangmu mungkin sempurna, tapi bagaimanapun juga duel tidak sesederhana itu." ujar seorang Petarung Juara veteran. "Kamu juga harus menjalani ... katakanlah, tantangan khusus untuk membuktikan bahwa kamu memang layak untuk pekerjaan ini." Walaupun pada saat itu Clorinde tidak paham maksudnya, tapi beberapa hari kemudian, dia dipaksa untuk mengikuti duel yang benar-benar menjadikan nyawanya menjadi taruhan. Lawannya adalah seorang pedagang yang dia ketahui. Dan pria ini dituntut dengan alasan sudah memperbudak karyawan-karyawannya, tidak hanya memotong gaji tapi juga mengabaikan kesehatan mereka. Penyelam yang dia sewa bahkan sampai terserang berbagai penyakit, dan karena sudah tidak tahan dengan perlakuannya, mereka pun bersatu dan menuntutnya sampai ke pengadilan. Dan putusan sudah dikeluarkan bahwa: Dia dinyatakan bersalah atas tuntutan perbudakan yang keterlaluan. Tapi pedagang itu bersikukuh ingin menyelesaikan perselisihan ini dengan duel, tetap memaksa bahwa perselisihan ini sudah mencoreng reputasinya: "Memangnya ada siapa lagi selain aku yang mau menyewa jasa mereka?" "Kalau aku biarkan, mereka bisa mati kelaparan! Orang baik sepertimu pastinya tidak ingin melihat itu terjadi, kan?" "Memangnya siapa di antara kita semua yang tidak pernah sakit? Aku sendiri setelah meninjau berbagai dokumen dan ini itu, hampir saja kehilangan penglihatanku! Aku juga bahkan belikan obat untuk mereka, carikan dokter ... Mereka cuma tidak mau mengakuinya saja!" Dengan banyaknya artikel yang membahas ini di seantero Court of Fontaine, akhirnya topik tersebut menjadi pembicaraan hangat di kota. "Hmm ... alasan dia masuk akal sih ...." "Walaupun ... Hmm, apa mungkin mereka tidak mengatakan keseluruhan ceritanya?" Pada saat hari duel tiba, banyak orang-orang yang datang menonton — beberapa memang tertarik dengan duelnya, beberapa lagi hanya penasaran saja — tentang apa yang akan terjadi di ring duel. Saat pedagang kaya raya itu muncul, dia melambaikan tangannya ke arah bangku penonton, lalu orang-orang yang memang sudah dia bayar lantas berteriak lantang: "Pria tak bersalah ini dituduh sembarangan! Jangan sampai kita semua termakan oleh fitnah tak berdasar!" Beberapa orang berbisik ke sekelilingnya: "Kalau menurutku sih, orang-orang itu bohong deh ...." Diserbu oleh teriakan-teriakan dan gumaman serta gerutuan seperti itu, warga biasa yang berada dalam kerumunan mulai goyah, dan seperti tanah longsor yang mendapatkan momentumnya, tak lama kemudian mereka juga telah terinfeksi oleh opini publik. "Kita tentunya tidak bisa berdiam diri melihat orang tak bersalah dituduh sembarangan, kan?" Mendengar apa yang dikatakan oleh publik, Clorinde yang masih muda menjadi kebingungan, seolah dia dilempar ke sebuah lautan yang dalam. Dia menjadi goyah, tak yakin apakah harus mengeluarkan pedangnya atau tidak. Dia sudah mendapatkan putusan, buktinya pun ada, Clorinde mencoba meyakinkan dirinya sendiri. Tapi semua orang yakin bahwa pria itu benar. Pedagang kaya raya itu sudah mengeluarkan pedangnya, dan kini berjalan maju ke arahnya dengan arogansi yang terpampang jelas. "Nona Clorinde, Anda bisa mendengar sendiri kan. Aku ini pria baik yang murah hati, seperti yang mereka katakan." "Tanpa orang-orang baik sepertiku, Court of Fontaine tidak akan bertahan." Saat pedagang itu mengangkat pedangnya, ornamen emas dan perhiasan-perhiasan tersebut memantulkan sinar matahari yang begitu cerah nan indah. Untuk sesaat, Clorinde menatap bayangan pria itu di bilah pedang tersebut. Dan yang Clorinde lihat hanyalah seseorang yang sombong dan penuh ego. Pada saat itulah, dia tahu bahwa ilmu pedang pria tersebut tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan dirinya, dan pemilik pedang itu juga jelas tidak bisa membujuk siapa-siapa dengan kemampuannya yang hanya segitu. Perhiasan mewah yang bertatahkan itu tidak lebih dari sekadar topeng untuk menyembunyikan kebohongannya. Seperti seekor anjing liar yang berusaha menutupi dirinya dengan dahan dan duri untuk menyamar sebagai binatang buas dengan sia-sia – sungguh sebuah tipuan yang menyedihkan. Dalam sekejap, Clorinde segera membelah pedang tersebut menjadi dua, dan saat kilauannya padam, sudah jelas bahwa pertarungan ini telah berakhir. Dan khalayak ramai pun terdiam. "Keadilan telah memperlihatkan kebenarannya padaku, dan aku sudah menyaksikannya dengan kedua mataku sendiri." "Di dalam tempat ini, kehormatan dibuktikan dengan pedang." Dan saat Clorinde mengatakan hal tersebut sambil mengangkat pedangnya, pedagang tersebut hanya dapat terbelalak tak percaya, dengan ekspresi ketakutan yang terpampang jelas di wajahnya saat melihat Vision — yang entah datangnya dari mana — kini bergantung di kerah Clorinde. "Atau mungkin sedari awal kamu memang tidak punya keberanian untuk bertarung demi mempertahankan kehormatanmu?" * Terbuka saat Persahabatan Lv. 6 |
720 responses to “Clorinde”
I wish there was an archive of the Raiden Waifu Wars under the shogun page before it was wiped, but this Clorinde page will have to do.
She powercreeps every dps in the game if you gear her well and unequip everything possible from other dps’s. FONTAINE POWERCREEP is so real.
Basic Science, Big boobies put much stress in combat thus the long cd.
clorinde with 71%cr 235%cd 4 glads, 2k atk, 120 em. level 90 1-9-8, r1 absolution level 90. with c0 em nahida, max skilled furina, jean highest 37k na which is on aggregate. with maxed buffing efficiency Bennett, yunjin, zhongli her personal dmg avg is more i.e. 34k+- per na. that’s about it. my yoimia with 4* weapon and maxed supports can achieve 3.5 times this max number. navia with a single e do just about the same as her personal dmg in the entire rotation.
*Sees one 75k in one attack*
People: Wow so strong!
*Sees three 25k in one attack*
People: Wow so weak!
“Me see big number, me like. Me see small number, me no like” type of crowd
1. Clorinde has a Burst nuke, Yoimiya and Navia do not.
2. Yoimiya’s gameplay does not want her burst to be used.
3. Yoimiya’s constellations suck.
4. To put it simply, Navia is more of a shotgun-type character, Clorinde is more of an uzi-type character.
5. If the “37k na” is the gunshot and not the stabs, then Clorinde must be pretty broken as the stabs do a lot more damage than the gunshots if you meet the BoL requirement.
dude it’s 37k on reaction not every hit. and burst nuke? lmfao. it’s fancier keqing ult
Yes her duration sucks. But her damage is amazing. 36* with C2 Clorinde. No aggravate, no Fischl, no TF. Just Kazuha and C6 Sara + flex with bond of life artifact set.
wow!!! o am geeh!!! how is that even possible!!!!!
I tried her and I just want to say this: the people who defended her uptime nerf are dumbasses.
she’s so lackluster I don’t know what to say. level 79 with signature level 90 absolution na’s do 7-8k with passive active :(. just a Lil upgrade over keqing it feels like.
trash build check ? i have her with aquila still am able to clear the abyss easily with 20-25k aggravates
I use lion shit sword and can make up to 45k damage per lunge at level 20…
skill issue. my level 69 one does 70-77k na with iron sting.
dude you are doing something wrong. my clorine with absolution does around 105-109k per na
Is it me or her normal NAs feel like really, really floaty?
It’s giving me not a good feel when hitting enemies.
Probably because no hitlag since its a ranged attack
feels like a mix of cyno’s gameplay but faster, neuv’s busted self healing and hu tao’s dashes
sadly she ain’t got the damage of any of them
I find this fact hilarious, that Neuvillete is a 5*, so is this chlorindbin.🤣